7 November 2014
Jalan-Jalan Men kali ini, aku ditemani 6 teman sekelasku, yaitu Citra, Reni, Yulia atau yang biasa dipanggil Pil, dan dua teman yang berasal dari luar kota; Dinda dan Meita. Karena lelah dengan kepenatan akibat tugas yang menumpuk, kami memutuskan untuk meng-instal-ulang otak kita sejenak dengan berkeliling-keliling kota :D Kami berempat yang berasal dari Semarang, mengajak dua teman kami dari luar kota untuk merasakan sejenak suasana daerah Semarang bawah. Akhirnya kami memutuskan untuk JJM ke Klenteng Sam Poo Kong.
Klenteng Sam Po Kong ini selain merupakan tempat ibadah dan ziarah juga merupakan tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi. Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Gedong Batu. Ada yang mengatakan nama ini dipakai karena asal mula tempat ini adalah sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Tetapi ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sebenarnya asal kata yang benar adalah Kedong Batu, alias tumpukan batu-batu alam yang digunakan untuk membendung aliran sungai.
Komplek Klenteng Sam po Kong terdiri atas sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Zheng He). Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.
Menurut cerita, pada awal abad ke-15 Laksamana Zheng He sedang mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa dan sampai pada sebuah semenanjung. Karena ada awak kapal yang sakit, ia memerintahkan mendarat dengan menyusuri sebuah sungai yang sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Ia mendarat disebuah desa bernama Simongan. Setelah sampai didaratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan untuk tempat bersemedi dan bersembahyang. Zeng He memutuskan menetap untuk sementara waktu ditempat tersebut. Sedangkan awak kapalnya yang sakit dirawat dan diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu.
Setelah ratusan tahun berlalu, pada bulan Oktober 1724 diadakan upacara besar-besaran sekaligus pembangunan kuil sebagai ungkapan terima kasih kepada Sam Po Tay Djien. Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan bahwa gua yang dipercaya sebagai tempat semedi Sam Po runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan didalamnya ditempatkan patung Sam Po dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan tahun 1724 tersebut telah ditambahkan bangunan emperan di depan gua.
Itulah sedikit cerita mengenai Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Klenteng ini berlokasi di sebelah barat daya kota Semarang, tepatnya di daerah Simongan. Jl. Simongan Semarang di bawah naungan Yayasan Klenteng Sam Poo Kong Gedung Batu. Saat ini , selain berfungsi sebagai tempat ibadah, kawasan Klenteng Sam Poo Kong Semarang juga menjadi salah satu tujuan wisata lokal di semarang yang menarik banyak minat wisatawan , baik Domestik maupun mancanegara. Pengunjung juga dapat berfoto dengan pakaian ala prajurit Cina di tempat tersebut. Cukup dengan membayar uang masuk sebesar Rp 3.000,- kita akan disuguhi pemandangan indah, unik dan kaya akan sejarah. Tapi sayangnya untuk bisa masuk ke bangunan kelenteng kita harus membayar lagi sebesar Rp20.000.
Dan ini foto-foto konyol kami :D
Sumber: file:///D:/Catatan%20Harian%20Keong%20%20Klenteng%20Sam%20Poo%20Kong%20-%20Semarang.htm
Muhammad Chamdun
Jalan-Jalan Men kali ini, aku ditemani 6 teman sekelasku, yaitu Citra, Reni, Yulia atau yang biasa dipanggil Pil, dan dua teman yang berasal dari luar kota; Dinda dan Meita. Karena lelah dengan kepenatan akibat tugas yang menumpuk, kami memutuskan untuk meng-instal-ulang otak kita sejenak dengan berkeliling-keliling kota :D Kami berempat yang berasal dari Semarang, mengajak dua teman kami dari luar kota untuk merasakan sejenak suasana daerah Semarang bawah. Akhirnya kami memutuskan untuk JJM ke Klenteng Sam Poo Kong.
Klenteng Sam Po Kong ini selain merupakan tempat ibadah dan ziarah juga merupakan tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi. Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Gedong Batu. Ada yang mengatakan nama ini dipakai karena asal mula tempat ini adalah sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Tetapi ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sebenarnya asal kata yang benar adalah Kedong Batu, alias tumpukan batu-batu alam yang digunakan untuk membendung aliran sungai.
Komplek Klenteng Sam po Kong terdiri atas sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Zheng He). Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.
Menurut cerita, pada awal abad ke-15 Laksamana Zheng He sedang mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa dan sampai pada sebuah semenanjung. Karena ada awak kapal yang sakit, ia memerintahkan mendarat dengan menyusuri sebuah sungai yang sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Ia mendarat disebuah desa bernama Simongan. Setelah sampai didaratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan untuk tempat bersemedi dan bersembahyang. Zeng He memutuskan menetap untuk sementara waktu ditempat tersebut. Sedangkan awak kapalnya yang sakit dirawat dan diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu.
Setelah ratusan tahun berlalu, pada bulan Oktober 1724 diadakan upacara besar-besaran sekaligus pembangunan kuil sebagai ungkapan terima kasih kepada Sam Po Tay Djien. Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan bahwa gua yang dipercaya sebagai tempat semedi Sam Po runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan didalamnya ditempatkan patung Sam Po dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan tahun 1724 tersebut telah ditambahkan bangunan emperan di depan gua.
Itulah sedikit cerita mengenai Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Klenteng ini berlokasi di sebelah barat daya kota Semarang, tepatnya di daerah Simongan. Jl. Simongan Semarang di bawah naungan Yayasan Klenteng Sam Poo Kong Gedung Batu. Saat ini , selain berfungsi sebagai tempat ibadah, kawasan Klenteng Sam Poo Kong Semarang juga menjadi salah satu tujuan wisata lokal di semarang yang menarik banyak minat wisatawan , baik Domestik maupun mancanegara. Pengunjung juga dapat berfoto dengan pakaian ala prajurit Cina di tempat tersebut. Cukup dengan membayar uang masuk sebesar Rp 3.000,- kita akan disuguhi pemandangan indah, unik dan kaya akan sejarah. Tapi sayangnya untuk bisa masuk ke bangunan kelenteng kita harus membayar lagi sebesar Rp20.000.
Dan ini foto-foto konyol kami :D
![]() |
Dinda, Reni, Rullaay, Ncit, Pil |
![]() |
Pil, Meme, Rullaay, Reni, Ncit |
![]() |
Meheetaaal \m/ |
Sumber: file:///D:/Catatan%20Harian%20Keong%20%20Klenteng%20Sam%20Poo%20Kong%20-%20Semarang.htm
Muhammad Chamdun
Muhammad Chamdun
Klenteng Sam Poo Kong
Semarang. Berlokasi di sebelah barat daya kota Semarang , tepatnya di
daerah Simongan. Jl. Simongan Semarang di bawah naungan Yayasan Klenteng
Sam Poo Kong Gedung Batu. Saat ini , selain berfungsi sebagai tempat
ibadah, kawasan Klenteng Sam Poo Kong Semarang juga menjadi salah satu
tujuan wisata lokal di semarang yang menarik banyak minat wisatawan ,
baik Domestik maupun mancanegara. Pengunjung juga dapat berfoto dengan
pakaian ala prajurit Cina di tempat tersebut.
Cukup dengan membayar uang masuk sebesar Rp 3.000,- kita akan disuguhi
pemandangan indah, unik dan kaya akan sejarah. Tapi sayangnya untuk bisa
masuk ke bangunan kelenteng kita harus membayar lagi sebesar Rp20.000,-
- See more at:
file:///D:/Catatan%20Harian%20Keong%20%20Klenteng%20Sam%20Poo%20Kong%20-%20Semarang.htm#sthash.l1Cve5JA.dpuf
Sumber: file:///D:/Catatan%20Harian%20Keong%20%20Klenteng%20Sam%20Poo%20Kong%20-%20Semarang.htm
Muhammad Chamdun
Sumber: file:///D:/Catatan%20Harian%20Keong%20%20Klenteng%20Sam%20Poo%20Kong%20-%20Semarang.htm
Muhammad Chamdun
Sumber: file:///D:/Catatan%20Harian%20Keong%20%20Klenteng%20Sam%20Poo%20Kong%20-%20Semarang.htm
Muhammad Chamdun